A-13 Tugas Terstruktur 3

Pelestarian Arsitektur Vernakular Indonesia

Pendahuluan 

Latar Belakang 

Bahasa Indonesia , sebagai wahana ilmu pengetahuan, memainkan peran krusial dalam menyebarkanluaskan pemahaman arsitektur di seluruh negeri . Arsitek serta cendekiawan, lewat publikasi ilmiah, dapat menyampaikan temuan penelitian yang tidak hanya bermakna dari segi teknis, tetapi juga kaya akan nilai-nilai budaya. Penelitian ini mengkaji tiga naskah akademis yang bertemakan konservasi arsitektur vernakular Indonesia, yang menggambarkan korelasi antara bahasa, ranah ilmu , serta identitas bangsa.


Tujuan Kajian

  1.  Menemukan ciri-ciri khas bahasa akademis yang dipakai dalam artikel ketiga ilmiah tersebut. 
  2. Menganalisis cara pendekatan ilmiah serta kontribusi pengetahuan dari tiap - tiap naskah.
  3. Menelusuri nilai-nilai persahabatan yang terpancar dalam karya ilmiah yang diteliti . 


Metodologi 

1. Pemilihan Teks

Tiga tulis akademis diseleksi berdasarkan relevansi tema serta reputasi sumbernya : 


Teks 1: Pelestarian Arsitektur Vernakular di Indonesia Journal of Architectural Research and Design Studies (JARDS), 2023. 


Teks 2: Arsitektur Tradisional dan Identitas Budaya Nusantara Jurnal Arsitektur NALARs, Universitas Tarumanagara, 2022. 


Teks 3: Revitalisasi Rumah Adat Sebagai Warisan Budaya Arsitektur Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Universitas Diponegoro, 2021. 3. Alur Analisis Setiap naskah diinterpretasi secara secara mendalam dengan menitikberatkan pada tiga faktor:

  1. Bahasa: Tingkat formalitas, konstruksi kalimat, dan preferensi pada terminologi akademis.
  2. Keilmuan: Kerangka teori, metodologi riset, serta data yang diperoleh secara empiris.
  3. Kebangsaan: Relevansi nilai budaya serta semangat nasionalisme dalam konteks arsitektur.


Temuan serta Diskusi

1. Teks 1 JARDS (2023)


Aspek Bahasa:

Bahasa yang digunakan formal berikut terminologi teknis seperti “morfologi ruang”, “ketahanan lingkungan”, dan “penyesuaian budaya”. Struktur kalimatnya rumit namun terstruktur rapi, menandakan standar akademis yang tinggi.

Aspek Keilmuan:

Memakai pendekatan kualitatif dengan menjalankan pengamatan langsung di lapangan yang berlokasi di Jawa Tengah serta Bali. Peneliti mengaplikasikan teori yang digagas Amos Rapoport (1969) mengenai bentuk rumah dan kebudayaan.


Aspek Kebangsaan:

Menekankan bahwa upaya konservasi rumah tradisional adalah cara untuk melindungi identitas bangsa dan kebijaksanaan lokal saat menghadapi gempuran modernisasi.


2. Teks 2 NALARs (2022)

Aspek Bahasa:

Penyampaian bahasa cenderung to the point dan tidak bias. Teks memanfaatkan istilah saintifik seperti “identitas arsitektural” serta “ciri khas regionalisme tropis”.


Aspek Keilmuan:

Mengombinasikan antara teori kebudayaan dengan arsitektur yang bersifat regional. Metode studi literatur diterapkan guna menelaah korelasi antara rancangan dan rasa kebangsaan.


Aspek Kebangsaan:

Penulis memvalidasi bahwa arsitektur lawas adalah bentuk perwujudan jati diri bangsa yang perlu dipromosikan ke dalam desain arsitektur kontemporer supaya tidak musnah ditelan arus globalisasi.


3. Teks 3 — KOMPOSISI (2021)

Aspek Bahasa:

Menggunakan format ilmiah IMRAD (Pendahuluan, Metode, Hasil, serta Diskusi). Kalimatnya ringkas serta efektif, tanpa adanya sentuhan emosional.


Aspek Keilmuan:

Melakukan riset lapangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan metode pendekatan etnografi. Terungkap bahwa peremajaan rumah adat bisa diimplementasikan tanpa menanggalkan nilai simboliknya.


Aspek Kebangsaan:

Nilai kebangsaan tersirat dalam ikhtiar menjaga keberagaman arsitektur nusantara sebagai harta nasional yang harus diteruskan kepada generasi penerus.


Konklusi serta Anjuran

Konklusi

Ketiga teks akademis ini memperlihatkan adanya konsistensi dalam pemakaian bahasa Indonesia yang formal, ilmiah, serta akurat. Dari sudut pandang keilmuan, tiap teks memberi sumbangsih nyata terhadap perkembangan wawasan arsitektur lokal. Nilai kebangsaan pun sangat kuat, terindikasikan melalui gairah melestarikan kebudayaan serta jati diri bangsa.


Rekomendasi

  1. Kalangan akademisi hendaknya terus mengoptimalkan bahasa Indonesia dalam publikasi ilmiah sebagai upaya mempertegas peran bahasa nasional sebagai instrumen ilmu pengetahuan.
  2. Perlunya sinergi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan warga sipil untuk menyokong konservasi arsitektur lokal.
  3. Mahasiswa arsitektur direkomendasikan untuk menyusun karya ilmiah yang tak hanya bersifat teknis, namun juga mencerminkan refleksi budaya sertanasionalisme.


Daftar Pustaka:

Prasetyo, D. (2023). Pelestarian Arsitektur Vernakular di Indonesia. JARDS, Universitas Islam Indonesia.

Wibowo, A. (2022). Arsitektur Tradisional dan Identitas Budaya Nusantara. Jurnal Arsitektur NALARs, Universitas Tarumanagara.

Lestari, M. (2021). Revitalisasi Rumah Adat Sebagai Warisan Budaya Arsitektur. Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Universitas Diponegoro.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu dan Identitas Nasional di Era Global"

Bahasa Akademik sebagai Penopang Kredibilitas Karya Ilmiah